SEJARAH BATIK DI INDONESIA
Sejarah Batik di
Indonesia memiliki riwayat yang panjang. Di setiap wilayah di Nusantara, batik
memiliki perkembangan dan kisah yang menarik. Keberadaan Kerajaan Majapahit
sebagai kerajaan yang besar, makmur, dan mengalami masa kejayaan selama
beberapa abad telah membuat tradisi dan kebudayaannya mengakar kuat di wilayah
Nusantara, termasuk di antaranya seni batik.
Sampai saat ini,
sebenarnya kapan batik mulai tercipta masihlah menjadi tanda tanya. Namun,
motif-motif batik di Indonesia dapat ditemukan pada beberapa artefak budaya,
seperti pada candi-candi.Motif dasar lereng
dapat ditemukan pada patung emas Syiwa (dibuat abad IX) di Gemuruh, Wonosobo.
Dasar motif ceplok ditemukan pada pakaian patung Ganesha di Candi Banon dekat
Candi Borobudur (dibuat abad IX). Batik juga ditemukan pada titik-titik dalam
motif pada patung Padmipani di Jawa Tengah (menurut perkiraan patung tersebut
dibuat awal abad VIII-X). Motif liris ditemukan pada patung Manjusri, Ngemplak,
Semongan, Samarang (dibuat abad X).
SEJARAH 4 MACAM BATIK DI INDONESIA:
1. SEJARAH
BATIK JOGJA
Seni
Batik Tradisional dikenal sejak beberapa abad yang lalu di tanah Jawa. Bila
kita menelusuri perjalan perkembangan batik di tanah Jawa tidak akan lepas dari
perkembangan seni batik di Jawa Tengah. Batik Jogja merupakan bagian dari
perkembangan sejarah batik di Jawa Tengah yang telah mengalami perpaduan
beberapa corak dari daerah lain.
Perjalanan
“Batik Yogya” tidak bisa lepas dari perjanjian Giyanti 1755. Begitu Mataram
terbelah dua, dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri, busana Mataram
diangkut dari Surakarta ke Ngayogyakarta maka Sri Susuhunan Pakubuwono II
merancang busana baru dan pakaian adat Kraton Surakarta berbeda dengan busana
Yogya.
Di
desa Giyanti, perundingan itu berlangsung. Yang hasilnya antara lain , Daerah
atau Wilayah Mataram dibagi dua, satu bagian dibawah kekuasaan Sri Paduka
Susuhunan PB II di Surakarta Hadiningrat , sebagian lagi dibawah kekuasaan
Kanjeng Pangeran Mangkubumi yang setelah dinobatkan sebagai raja bergelar
Ngersa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Hamengku Buwana
Senopati ing Ngalaga Ngabdul Rachman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang
jumeneng kaping I , yang kemudian kratonnya dinamakan Ngayogyakarta
Hadiningrat.
2. SEJARAH
BATIK JAWA
Sumber foto :kaskus.co.id
Membatik
pada mulanya merupakan salah satu kegiatan tradisi keluarga yang turun temurun.
Pemilihan motif yang akan dibuatkan batiknya disesuaikan dengan keperluan
pemakainya.
Pada
awalnya motif-motif batik juga diciptakan menurut fungsi dari para pemakainya
dalam kehidupan sehari-harinya. Jadi sangatlah mungkin kalau dari suatu motif
akan dapat dikenali dari keluarga mana si pemakainya berasal.
Misalnya
motif-motif Parang Barong yang pada awalnya hanya digunakan oleh para Raja.
Motif Parang sesungguhnya menggambarkan senjata, kekuasaan. Selaras dengan
makna yang ada dalam motif Parang Barong, maka Ksatria yang menggunakan batik
ini bisa berlipat kekuatannya.
3. SEJARAH
BATIK MADURA
Batik
Madura merupakan kerajinan yang bernilai seni tinggi. Batik Madura sudah
menjadi warisan budaya Indonesia. Corak dari batik Madura sendiri tak lepas
dari pengaruh budaya asing seperti Cina. Warna cerah merupakan salah satu
campur tangan dari orang-orang tionghoa.Seiring perkembangan jaman, batik
semakin populer dan digemari banyak orang. Tak hanya dari orang tua, namun anak
muda juga banyak yang menyukai batik Indonesia. Batik Madura yang kaya akan
coraknya serta motif tak mau kalah dengan batik dari wilayah Indonesia yang
lain. Sekarang ini, banyak dijumpai batik Madura yang memiliki motif
kontemporer dan corak serta warna yang beragam.
Selain
berbagai motif dan corak yang beragam, batik Madura juga mempunyai berbagai
jenis. Diantaranya adalah jenis batik Gentongan. Batik gentongan ini memiliki
harga yang tak murah. Namun meski demikian, batik ini selalu diburu oleh
kolektor maupun penggemar batik. Batik ini diberi nama gentongan karena pada
proses pembuatannya, ada sebuah alat yang sangat memperngaruhi yaitu gentong
atau gerabah. Alat gentong atau gerabah ini digunakan pada saat proses
pewarnaan dengan bahan pewarna alami seperti kulit mengkudu, kulit mundu, kulit
buah jelawe, kayu jambal, kayu jirek, dan yang lainnya.
Proses
pewarnaan ini juga tergolong lama yaitu sekitar 3 sampai 6 bulan. Maka batik
ini tergolong batik yang mahal karena dalam pembuatan selembar batik ini
diperlukan waktu 1 tahun untuk menyelesaikannya. Cirri dari batik gentongan
adalah warna yang berani, corak bahari seperti kapal, rumpt laut, dan
sebagainya. Yang menarik dari batik gentongan adalah sekilas batik ini terlihat
basah, namun jika dipegang, teksturnya halus dan kering.
4. SEJARAH
BATIK JAKARTA
Pembatikan
baju batik di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah
pembatikan busana batik lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-XIX. Pembatikan
baju batik ini dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka
bertempat tinggal kebanyakan didaerah-daerah pembatikan busana batik. Daerah
pembatikan model batikyang dikenal di Jakarta tersebar didekat Tanah Abang
yaitu: Karet, Bendungan Ilir dan Udik, Kebayoran Lama, dan daerah Mampang
Prapatan serta Tebet.Jakarta sejak zaman sebelum perang dunia kesatu telah
menjadi pusat perdagangan batik modern antar daerah Indonesia dengan
pelabuhannya Pasar Ikan sekarang.
Setelah perang dunia kesatu selesai, dimana
proses pembatikan cap mode batik mulai dikenal, produksi model busana batik
meningkat dan pedagang-pedagang batik modern mencari daerah pemasaran model
batik baru. Daerah pasaran untuk penjual batik tekstil atau batik online dan
penjual baju batik di Jakarta yang terkenal ialah: Tanah Abang, Jatinegara dan
Jakarta Kota, yang terbesar ialah Pasar Tanah Abang sejak dari dahulu sampai
sekarang. Penjual busana batik-batik produksi daerah Solo, Yogya, Banyumas,
Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon serta
lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah Abang dan dari sini baru dikirim ke
penjual batik dan batik online daerah-daerah diluar Jawa.
Pedagang-pedagang
mode bajubatik yang banyak ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit
dan kecil.Oleh karena pusat pemasaran mode busana batik sebagian besar di
Jakarta khususnya Tanah Abang, dan juga bahan-bahan baku mode batik
diperdagangkan ditempat yang sama, maka timbul pemikiran dari pedagang-pedagang
model busana batik itu untuk membuka perusahaan penjual baju batik di Jakarta
dan tempatnya ialah berdekatan dengan Tanah Abang.
Pengusaha-pengusaha penjual
busana batik yang muncul sesudah perang dunia kesatu, terdiri dari bangsa cina,
dan buruh-buruh batiknya didatangkan dari daerah-daerah pembatikan Pekalongan,
Yogya, Solo dan lain-lain. Selain dari buruh mode baju batik luar Jakarta itu,
maka diambil pula tenaga-tenaga setempat disekitar daerah pembatikan sebagai
pembantunya. Berikutnya, melihat perkembangan pembatikan ini membawa lapangan
kerja baru, maka penduduk asli daerah tersebut juga membuka
perusahaan-perusahaan mode busana batik. Motif dan proses batik Jakarta sesuai
dengan asal buruhnya didatangkan yaitu: Pekalongan, Yogya, Solo dan Banyumas.
Bahan-bahan
baku batik yang dipergunakan ialah hasil tenunan sendiri dan obat-obatnya hasil
ramuan sendiri dari bahan-bahan kayu mengkudu, pace, kunyit dan sebagainya.
Batik Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya warnanya sama
dengan batik Banyumas. Sebelum perang dunia kesatu bahan-bahan baku cambric
sudah dikenal dan pemasaran hasil produksinya di Pasar Tanah Abang dan daerah
sekitar Jakarta.
Sumber :
www.slideshare.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar