Selasa, 28 Oktober 2014

Sejarah batik di Indonesia

SEJARAH BATIK DI INDONESIA

Sejarah Batik di Indonesia memiliki riwayat yang panjang. Di setiap wilayah di Nusantara, batik memiliki perkembangan dan kisah yang menarik. Keberadaan Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan yang besar, makmur, dan mengalami masa kejayaan selama beberapa abad telah membuat tradisi dan kebudayaannya mengakar kuat di wilayah Nusantara, termasuk di antaranya seni batik.

Sampai saat ini, sebenarnya kapan batik mulai tercipta masihlah menjadi tanda tanya. Namun, motif-motif batik di Indonesia dapat ditemukan pada beberapa artefak budaya, seperti pada candi-candi.Motif dasar lereng dapat ditemukan pada patung emas Syiwa (dibuat abad IX) di Gemuruh, Wonosobo. Dasar motif ceplok ditemukan pada pakaian patung Ganesha di Candi Banon dekat Candi Borobudur (dibuat abad IX). Batik juga ditemukan pada titik-titik dalam motif pada patung Padmipani di Jawa Tengah (menurut perkiraan patung tersebut dibuat awal abad VIII-X). Motif liris ditemukan pada patung Manjusri, Ngemplak, Semongan, Samarang (dibuat abad X).

SEJARAH 4 MACAM BATIK DI INDONESIA:

1.   SEJARAH BATIK JOGJA


    Sumber foto :magz.smktelkom-mlg.sch.id


Seni Batik Tradisional dikenal sejak beberapa abad yang lalu di tanah Jawa. Bila kita menelusuri perjalan perkembangan batik di tanah Jawa tidak akan lepas dari perkembangan seni batik di Jawa Tengah. Batik Jogja merupakan bagian dari perkembangan sejarah batik di Jawa Tengah yang telah mengalami perpaduan beberapa corak dari daerah lain.

Perjalanan “Batik Yogya” tidak bisa lepas dari perjanjian Giyanti 1755. Begitu Mataram terbelah dua, dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri, busana Mataram diangkut dari Surakarta ke Ngayogyakarta maka Sri Susuhunan Pakubuwono II merancang busana baru dan pakaian adat Kraton Surakarta berbeda dengan busana Yogya.

Di desa Giyanti, perundingan itu berlangsung. Yang hasilnya antara lain , Daerah atau Wilayah Mataram dibagi dua, satu bagian dibawah kekuasaan Sri Paduka Susuhunan PB II di Surakarta Hadiningrat , sebagian lagi dibawah kekuasaan Kanjeng Pangeran Mangkubumi yang setelah dinobatkan sebagai raja bergelar Ngersa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Hamengku Buwana Senopati ing Ngalaga Ngabdul Rachman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang jumeneng kaping I , yang kemudian kratonnya dinamakan Ngayogyakarta Hadiningrat.

2.   SEJARAH BATIK JAWA



    Sumber foto :kaskus.co.id

Membatik pada mulanya merupakan salah satu kegiatan tradisi keluarga yang turun temurun. Pemilihan motif yang akan dibuatkan batiknya disesuaikan dengan keperluan pemakainya.

Pada awalnya motif-motif batik juga diciptakan menurut fungsi dari para pemakainya dalam kehidupan sehari-harinya. Jadi sangatlah mungkin kalau dari suatu motif akan dapat dikenali dari keluarga mana si pemakainya berasal.
Misalnya motif-motif Parang Barong yang pada awalnya hanya digunakan oleh para Raja. Motif Parang sesungguhnya menggambarkan senjata, kekuasaan. Selaras dengan makna yang ada dalam motif Parang Barong, maka Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.

3.   SEJARAH BATIK MADURA


    Sumber foto : batiktulisharisa.com

Batik Madura merupakan kerajinan yang bernilai seni tinggi. Batik Madura sudah menjadi warisan budaya Indonesia. Corak dari batik Madura sendiri tak lepas dari pengaruh budaya asing seperti Cina. Warna cerah merupakan salah satu campur tangan dari orang-orang tionghoa.Seiring perkembangan jaman, batik semakin populer dan digemari banyak orang. Tak hanya dari orang tua, namun anak muda juga banyak yang menyukai batik Indonesia. Batik Madura yang kaya akan coraknya serta motif tak mau kalah dengan batik dari wilayah Indonesia yang lain. Sekarang ini, banyak dijumpai batik Madura yang memiliki motif kontemporer dan corak serta warna yang beragam.

Selain berbagai motif dan corak yang beragam, batik Madura juga mempunyai berbagai jenis. Diantaranya adalah jenis batik Gentongan. Batik gentongan ini memiliki harga yang tak murah. Namun meski demikian, batik ini selalu diburu oleh kolektor maupun penggemar batik. Batik ini diberi nama gentongan karena pada proses pembuatannya, ada sebuah alat yang sangat memperngaruhi yaitu gentong atau gerabah. Alat gentong atau gerabah ini digunakan pada saat proses pewarnaan dengan bahan pewarna alami seperti kulit mengkudu, kulit mundu, kulit buah jelawe, kayu jambal, kayu jirek, dan yang lainnya.

Proses pewarnaan ini juga tergolong lama yaitu sekitar 3 sampai 6 bulan. Maka batik ini tergolong batik yang mahal karena dalam pembuatan selembar batik ini diperlukan waktu 1 tahun untuk menyelesaikannya. Cirri dari batik gentongan adalah warna yang berani, corak bahari seperti kapal, rumpt laut, dan sebagainya. Yang menarik dari batik gentongan adalah sekilas batik ini terlihat basah, namun jika dipegang, teksturnya halus dan kering.

4.   SEJARAH BATIK JAKARTA

 
   Sumber foto :tokobatikjakarta.wordpress.com

Pembatikan baju batik di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah pembatikan busana batik lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-XIX. Pembatikan baju batik ini dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan didaerah-daerah pembatikan busana batik. Daerah pembatikan model batikyang dikenal di Jakarta tersebar didekat Tanah Abang yaitu: Karet, Bendungan Ilir dan Udik, Kebayoran Lama, dan daerah Mampang Prapatan serta Tebet.Jakarta sejak zaman sebelum perang dunia kesatu telah menjadi pusat perdagangan batik modern antar daerah Indonesia dengan pelabuhannya Pasar Ikan sekarang. 

Setelah perang dunia kesatu selesai, dimana proses pembatikan cap mode batik mulai dikenal, produksi model busana batik meningkat dan pedagang-pedagang batik modern mencari daerah pemasaran model batik baru. Daerah pasaran untuk penjual batik tekstil atau batik online dan penjual baju batik di Jakarta yang terkenal ialah: Tanah Abang, Jatinegara dan Jakarta Kota, yang terbesar ialah Pasar Tanah Abang sejak dari dahulu sampai sekarang. Penjual busana batik-batik produksi daerah Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah Abang dan dari sini baru dikirim ke penjual batik dan batik online daerah-daerah diluar Jawa. 

Pedagang-pedagang mode bajubatik yang banyak ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit dan kecil.Oleh karena pusat pemasaran mode busana batik sebagian besar di Jakarta khususnya Tanah Abang, dan juga bahan-bahan baku mode batik diperdagangkan ditempat yang sama, maka timbul pemikiran dari pedagang-pedagang model busana batik itu untuk membuka perusahaan penjual baju batik di Jakarta dan tempatnya ialah berdekatan dengan Tanah Abang. 

Pengusaha-pengusaha penjual busana batik yang muncul sesudah perang dunia kesatu, terdiri dari bangsa cina, dan buruh-buruh batiknya didatangkan dari daerah-daerah pembatikan Pekalongan, Yogya, Solo dan lain-lain. Selain dari buruh mode baju batik luar Jakarta itu, maka diambil pula tenaga-tenaga setempat disekitar daerah pembatikan sebagai pembantunya. Berikutnya, melihat perkembangan pembatikan ini membawa lapangan kerja baru, maka penduduk asli daerah tersebut juga membuka perusahaan-perusahaan mode busana batik. Motif dan proses batik Jakarta sesuai dengan asal buruhnya didatangkan yaitu: Pekalongan, Yogya, Solo dan Banyumas.
Bahan-bahan baku batik yang dipergunakan ialah hasil tenunan sendiri dan obat-obatnya hasil ramuan sendiri dari bahan-bahan kayu mengkudu, pace, kunyit dan sebagainya. Batik Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya warnanya sama dengan batik Banyumas. Sebelum perang dunia kesatu bahan-bahan baku cambric sudah dikenal dan pemasaran hasil produksinya di Pasar Tanah Abang dan daerah sekitar Jakarta.


Sumber : www.slideshare.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar