Selasa, 28 Oktober 2014

Pencemaran lingkungan akibat limbah pabrik dan solusinya


1. Kota Batik Pekalongan merupakan sentral penghasil kerajinan batik terbesar di Indonesia sehingga dijuluki dengan nama Kota Batik. Pekalongan juga produsen batik yang paling dominan dalam pemasokan batik ke pasar-pasar dan grosir di nusantara. Khususnya batik dari Buaran dan sekitarnya, banyak macam-macam produk batik yang dihasilkan, seperti batik cap, batik sablon dan batik tulis. Batik-batik tersebut sangat laku dipasaran baik lokal maupun mancanegara, sebab motifnya yang beraneka ragam serta coraknya yang indah membuat sebagian besar orang tertarik dan menginginkannya.

2. Batik juga menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat Pekalongan, khususnya daerah buaran dan sekitarnya. Dengan batik masyarakat Pekalongan bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi, serta bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi dibalik keindahan batik-batik itu, ada persoalannya yaitu limbah batik. Dalam kenyataannya limbah batik memang menjadi persoalan yang masih sulit untuk ditanggulangi, karena setiap produsen batik rumahan, setiap harinya membuang puluhan kubik air yang tercampur obat batik (limbah batik). Dan itu dialirkan ke sungai tanpa proses penyaringan terlebih dahulu, oleh sebab itu sungai-sungai dikawasan buaran dan sekitarnya menjadi kotor dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Yang lebih parahnya sumur-sumur warga yang bertempat tinggal dibantaran sungai tersebut airnya terkontaminasi oleh limbah batik, sehingga warna air sumur berubah menjadi sedikit keruh dan berbau obat.

3. Semua itu sangatlah berbahaya apabila air yang terkontaminasi limbah batik itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti, mandi, mencuci, serta untuk memasak air. Masyarakat sekitar tampaknya belum sadar akan dampak yang akan dirasakan oleh limbah batik tersebut. Mereka semua hanya berfikir bagaimana membuat batik yang baik dan bagus agar bisa terjual dan laku di pasaran lokal maupun di pasaran mancanegara.

4. Dampak dari Pencemaran Limbah Batik Pekalongan, pencemaran akibat limbah batik menjadikan kota ini sebagai kota paling tercemar se-Jawa Tengah. Air sumur tak lagi bisa dipakai. Desa Buaran adalah salah satu sentra pengerajin batik di Pekalongan. Hampir setiap warga adalah pengerajin batik, dengan memanfaatkan air sungai untuk mencuci batik. Juga sebagai tempat untuk membuang limbahnya. Setelah batik diwarnai, batik dicuci dalam sebuah bak. Sisa cucian batik lantas dibuang ke sungai. Memang tak semua pengrajin batik membuang limbahnya ke sungai, tapi sebagian besar begitu. Ini adalah kegiatan turun temurun. Mereka yakin limbah batik tak berbahaya. Pencemaran limbah batik berasal dari penggunaan zat kimia sebagai pewarna.

Seiring meningkatnya order batik, makin banyak juga penggunaan zat pewarna kimiawi. Salah satu yang terkena dampaknya adalah masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai. Air sumurnya sama sekali tak bisa dipakai, karena terasa asin, pahit dan getir serta warnanya berubah menjadi kuning. Pewarna kimiawi yang digunakan untuk mewarnai batik sama sekali tidak bisa terurai dan bisa menyebabkan kanker, gangguan pencernaan, serta melemahnya ketahanan tubuh dari serangan penyakit dan juga pencemaran lingkungan sekitar. Sebetulnya, setiap pengrajin batik bisa beralih ke pewarna alami. Beberapa daun dan akar mengkudu juga bisa dimanfaatkan sebagai pewarna.

5. Sejauh ini tak banyak yang bisa dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan kecuali memberikan mesin Unit Pengelolaan Limbah. UPL ini bisa mengolah 400 meter kubik limbah. Yang mana dengan mesin tersebut bisa mengurangi pencemaran limbah batik dilingkungan buaran dan sekitarnya.

Langkah lain adalah melakukan remediasi atau membersihkan racun di tanah atau air yang tercemar limbah melalui mikroorganisme maupun lewat tanaman yang bisa menyerap unsur logam seperti rami dan nilam. Identitas Pekalongan sebagai kota batik harus terus dipelihara demi menjaga kelestarian batik. Tapi jangan sampai hal tersebut mengorbankan sungai dan lingkungan. Solusi untuk mengatasi Pencemaran Limbah Batik

6. Sesi Tanya Jawab :
 1) Karisma Ardy D. Bagaimana proses penyerapan unsur logam oleh mikroorganisme dan tanaman?
Jawaban : Tanaman tertentu mengandung zat yang dapat menguraikan zat-zat berbahaya(kimia). Tanaman tersebut menyerap air dan dalam prosesnya tanaman juga membantu memecah zat-zat berbahaya menjadi kepingan- kepingan agar dapat terurai lebih cepat.

 2) Lailatul Jannah Kemana limbah batik dibuang jika tidak dibuang di sungai? Bagaimana dengan bahayanya?
 Jawaban : Limbah batik ditampung di UPL, kemudian setelah diolah dibuang ke sungai atau tanah. Bahayanya sendiri, akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan limbah yang tidak diolah sama sekali.

 3) Alissa Amelia Apakah pengerajin di kelurahan Buaran sudah menerapkan prinsip effluent standar?
Jawaban : Mungkin ada beberapa pengerajin yang sudah menerapkannya, jika pengerajin tersebut memiliki pengetahuan yang luas pasti beliau sudah menerapkannya. Dan mungkin, bahkan untuk pembuatan batik tersebut mereka menggunakan bahan pewarna batik alami.


Sumber : www.slideshare.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar