1.
Kota Batik Pekalongan merupakan sentral penghasil kerajinan batik terbesar di
Indonesia sehingga dijuluki dengan nama Kota Batik. Pekalongan juga produsen
batik yang paling dominan dalam pemasokan batik ke pasar-pasar dan grosir di
nusantara. Khususnya batik dari Buaran dan sekitarnya, banyak macam-macam
produk batik yang dihasilkan, seperti batik cap, batik sablon dan batik tulis.
Batik-batik tersebut sangat laku dipasaran baik lokal maupun mancanegara, sebab
motifnya yang beraneka ragam serta coraknya yang indah membuat sebagian besar
orang tertarik dan menginginkannya.
2.
Batik juga menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat Pekalongan, khususnya
daerah buaran dan sekitarnya. Dengan batik masyarakat Pekalongan bisa
menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi, serta bisa mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi dibalik keindahan batik-batik itu, ada
persoalannya yaitu limbah batik. Dalam kenyataannya limbah batik memang menjadi
persoalan yang masih sulit untuk ditanggulangi, karena setiap produsen batik
rumahan, setiap harinya membuang puluhan kubik air yang tercampur obat batik
(limbah batik). Dan itu dialirkan ke sungai tanpa proses penyaringan terlebih
dahulu, oleh sebab itu sungai-sungai dikawasan buaran dan sekitarnya menjadi
kotor dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Yang lebih parahnya sumur-sumur
warga yang bertempat tinggal dibantaran sungai tersebut airnya terkontaminasi
oleh limbah batik, sehingga warna air sumur berubah menjadi sedikit keruh dan
berbau obat.
3.
Semua itu sangatlah berbahaya apabila air yang terkontaminasi limbah batik itu
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti, mandi, mencuci, serta untuk
memasak air. Masyarakat sekitar tampaknya belum sadar akan dampak yang akan
dirasakan oleh limbah batik tersebut. Mereka semua hanya berfikir bagaimana
membuat batik yang baik dan bagus agar bisa terjual dan laku di pasaran lokal
maupun di pasaran mancanegara.
4.
Dampak dari Pencemaran Limbah Batik Pekalongan, pencemaran akibat limbah batik
menjadikan kota ini sebagai kota paling tercemar se-Jawa Tengah. Air sumur tak
lagi bisa dipakai. Desa Buaran adalah salah satu sentra pengerajin batik di
Pekalongan. Hampir setiap warga adalah pengerajin batik, dengan memanfaatkan
air sungai untuk mencuci batik. Juga sebagai tempat untuk membuang limbahnya.
Setelah batik diwarnai, batik dicuci dalam sebuah bak. Sisa cucian batik lantas
dibuang ke sungai. Memang tak semua pengrajin batik membuang limbahnya ke
sungai, tapi sebagian besar begitu. Ini adalah kegiatan turun temurun. Mereka
yakin limbah batik tak berbahaya. Pencemaran limbah batik berasal dari
penggunaan zat kimia sebagai pewarna.
Seiring
meningkatnya order batik, makin banyak juga penggunaan zat pewarna kimiawi.
Salah satu yang terkena dampaknya adalah masyarakat yang tinggal di bantaran
Sungai. Air sumurnya sama sekali tak bisa dipakai, karena terasa asin, pahit
dan getir serta warnanya berubah menjadi kuning. Pewarna kimiawi yang digunakan
untuk mewarnai batik sama sekali tidak bisa terurai dan bisa menyebabkan
kanker, gangguan pencernaan, serta melemahnya ketahanan tubuh dari serangan
penyakit dan juga pencemaran lingkungan sekitar. Sebetulnya, setiap pengrajin
batik bisa beralih ke pewarna alami. Beberapa daun dan akar mengkudu juga bisa
dimanfaatkan sebagai pewarna.
5.
Sejauh ini tak banyak yang bisa dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan kecuali
memberikan mesin Unit Pengelolaan Limbah. UPL ini bisa mengolah 400 meter kubik
limbah. Yang mana dengan mesin tersebut bisa mengurangi pencemaran limbah batik
dilingkungan buaran dan sekitarnya.
Langkah
lain adalah melakukan remediasi atau membersihkan racun di tanah atau air yang
tercemar limbah melalui mikroorganisme maupun lewat tanaman yang bisa menyerap
unsur logam seperti rami dan nilam. Identitas Pekalongan sebagai kota batik
harus terus dipelihara demi menjaga kelestarian batik. Tapi jangan sampai hal
tersebut mengorbankan sungai dan lingkungan. Solusi untuk mengatasi Pencemaran
Limbah Batik
6.
Sesi Tanya Jawab :
1) Karisma Ardy D. Bagaimana proses penyerapan
unsur logam oleh mikroorganisme dan tanaman?
Jawaban
: Tanaman tertentu mengandung zat yang dapat menguraikan zat-zat
berbahaya(kimia). Tanaman tersebut menyerap air dan dalam prosesnya tanaman
juga membantu memecah zat-zat berbahaya menjadi kepingan- kepingan agar dapat
terurai lebih cepat.
2) Lailatul Jannah Kemana limbah batik dibuang
jika tidak dibuang di sungai? Bagaimana dengan bahayanya?
Jawaban : Limbah batik ditampung di UPL,
kemudian setelah diolah dibuang ke sungai atau tanah. Bahayanya sendiri, akan
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan limbah yang tidak diolah sama sekali.
3) Alissa Amelia Apakah pengerajin di
kelurahan Buaran sudah menerapkan prinsip effluent standar?
Jawaban
: Mungkin ada beberapa pengerajin yang sudah menerapkannya, jika pengerajin
tersebut memiliki pengetahuan yang luas pasti beliau sudah menerapkannya. Dan
mungkin, bahkan untuk pembuatan batik tersebut mereka menggunakan bahan pewarna
batik alami.
Sumber :
www.slideshare.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar